Sabtu, 07 Februari 2015

Pendakian Gunung Prau Jalur Pranten kecamatan Bawang kabupaten Batang.

Pendakian Gunung Prau Jalur Pranten

Gunung Prau (2.565 mdpl) terletak di perbatasan 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Kendal, Wonosobo dan Batang.

Ada 4 jalur pendakian yang paling sering digunakan untuk mendaki gunung Prau, yaitu:
  • Jalur Patakbanteng, Kejajar, Kabupaten Wonosobo
  • Jalur Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara
  • Jalur Kenjuran, Sukorejo, Kabupaten Kendal
  • Jalur Pranten, Bawang, Kabupaten Batang
Jalur terakhir inilah yang kami gunakan. Jalur Pranten memang belum begitu terkenal seperti jalur lainnya, karena jalur ini adalah jalur belum resmi yang biasa digunakan para petani di daerah ini untuk mengangkut hasil pertanian dari ladang, dan juga sebagai jalan tembus yang digunakan masyarakat desa Pranten untuk menuju Dieng dan juga sebaliknya.

Pendakian via desa Pranten ini memiliki dua jalur, yaitu:
  • Jalur pertama dari Pranten – Rejosari – Dieng – tugu perbatasan – Puncak Pemancar. Jalur ini memiliki medan yang relatif landai namun jarak tempuhnya lebih panjang, karena dari Pranten kita harus memutar menuju Dieng terlebih dahulu baru mulai mendaki.
  • Jalur kedua dari Pranten – Rejosari – tugu perbatasan – Puncak Pemancar. Jalur ini memiliki jarak tempuh yang lebih singkat namun medan sangat menanjak.

Kedua jalur tersebut bertemu di tugu perbatasan kabupaten Batang dengan kabupaten Wonosobo. Lebih disarankan agar naik dari jalur Dieng kemudian turun melalui jalur kedua, agar lebih menghemat waktu.

Pendakian dimulai dari desa Pranten, sebuah desa kecil di ujung selatan kecamatan Bawang, yang merupakan basecamp pendakian gunung Prau melalui sisi utara.
C360_2014-03-19-10-11-21_resize_20150124_182416
Desa Pranten
Untuk menuju desa Pranten kita bisa menggunakan sepeda motor, karena belum tersedia angkutan umum di daerah ini. Atau juga bisa menggunakan mobil bak terbuka ataupun truk,. Dari alun-alun Bawang, ambil arah ke selatan, lurus melewati pasar sayur Bawang. Di pasar Bawang kita bisa melengkapi logistik yang dibutuhkan dalam pendakian.

Lurus saja mengikuti jalan aspal yang relatif landai dan halus. Beberapa saat kemudian medan mulai menanjak dengan tikungan-tikungan yang tajam.

Memasuki desa Ngluwok, jalan aspal mulai rusak, kerikil berserakan di badan jalan dengan medan yang semakin menanjak sehingga harus ekstra hati-hati agar roda tidak tergelincir dan kita tidak terjatuh dari sepeda motor.

Jalur selanjutnya semakin bertambah parah dengan medan yang semakin menanjak, dan batuan lepas yang berserakan di badan jalan, (karena kondisi yang tidak memungkinkan maka kami tidak bisa mengambil foto kondisi jalan). Ekstra hati-hati dan waspada sangat dibutuhkan di sini.

Setelah separuh perjalanan, kondisi jalan mulai lebih bersahabat. Jalan aspal rusak berganti jalan beton yang lumayan halus, meskipun di beberapa tempat juga sudah mulai rusak.
Sebelum memasuki desa Pranten jalan mulai rata dan lumayan halus.
IMG00177-20140319-0957_resize_20150124_182422
Kondisi jalan beberapa meter sebelum memasuki desa Pranten
Setelah sekitar 1 jam perjalanan dari pasar Bawang, kita sampai di desa Pranten.
Basecam pendakian adalah rumah penduduk yang berada di sebelah lapangan voli, di depan masjid Pranten. Sebaiknya sepeda motor kita titipkan di rumah ini. Bila perbekalan atau logistik masih kurang, bisa menambah perbekalan di sini, karena di rumah warga ini juga terdapat warung sembako.
P1060279_resize_20150124_190143
Lapangan voli di depan masjid Pranten
Pranten-Rejosar
Perjalanan di mulai dari basecamp desa Pranten. Jalur awal berupa turunan menyusuri jalan desa Pranten yang sudah dibeton.
P1040342_resize_20150124_182416
Trek awal
Ikuti saja jalan beton ini, kemudian jalur berbelok ke kiri memasuki jalan kecil berbatu di antara ladang penduduk. Jalur masih landai dengan pepohonan tinggi disekeliling, dan pemandangan yang indah disebelah kanan jalur pendakian.
P1070174_resize_20150124_170002
Great view
Jalur ini sebenarnya merupakan jalan yang biasa dignakan para petani desa Pranten untuk menuju ke ladang sayuran. Beberapa menit kemudian jalur mulai menanjak namun masih berupa jalan barbatu, tak berapa lama jalan baerbatu berganti jalan tanah berdebu, Jalur mulai naik turun.
Selanjutnya kita akan melewati ladang sayuran.
P1070168_resize_20150124_165954
Ladang sayuran
Setelah melewati ladang sayuran, perjalanan dilanjutkan melewati bukit kapur yang terasa sangat panas di siang hari.
P1040339_resize_20150124_182335
Bukit kapur
Dari bukit kapur perjalanan berlanjut ke desa Rejosari, yang sudah termasuk wilayah kabupaten Banjarnegara.

Rejosari-Dieng
Jalur awal berupa jalan aspal yang lumayan menanjak, namun jangan mengikuti jalan aspal ini, karena jalan ini berputar melewati beberapa bukit di atas desa Rejosari, sehingga terlalu lama bila kita lewat jalan aspal ini. Agar lebih singkat kita lewat jalan tembus, memotong bukit. Dari jalan aspal kita berbelok ke arah kanan, ke arah jalan setapak sempit yang menaiki bukit, dengan pepohonan damar disekeliling. Jalur terus menanjak dan makin menanjak.

Setelah tanjakan demi tanjakan (bukan tanjakan cinta yak?) kita lalui, kita sampai di titik tertinggi daerah ini, dari sini sudah bisa terlihat kawasan dataran tinggi Dieng.
Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak yang mengikuti pipa gas alam Geodipa Dieng.
P1040326_resize_20150124_182241
Jalur berada tepat di sebelah pipa uap
Ikuti saja jalur pipa, maka kita sampai di dataran tinggi Dieng.
Capture9
Gapura selamat datang Dieng
Setelah sampai di Dieng, kita bisa langsung melakukan pendakian. Disarankan untuk mendaftar di basecamp pendakian terlebih dahulu.

Dieng-Puncak Pemancar
Dari Dieng, jalur awal pendakian berupa jalan desa yang lumayan lebar dengan ladang kentang di sekitarnya. Di sekitar jalur banyak di temui pipa air bersih milik warga desa Dieng. Sebaiknya kita persiapkan air untuk memasak dari sini.

Perjalanan relatif mudah karena jalur berupa jalan setapak yang landai. Di kejauhan terlihat candi Dwarawati, yang terletak di sebelah utara dataran tinggi Dieng.
P1040135_resize_20150124_182951
Candi Dwarawati
Perjalanan kita lanjutkan melewati ladang sayuran, setelah berjalan dan terus berjalan kita sampai di gapura pendakian Gunung Prau jalur Dieng, yang merupakan batas vegetasi antara ladang pertanian dengan hutan.
P1040318_resize_20150124_182159
Gapura pendakian
Dari gapura pendakian, perjalanan dilanjutkan menyusuri hutan pinus. Medan mulai sedikit menanjak. Lanjut lagi berjalan, medan semakin menanjak dan terus menanjak.
1-P1080614_resize_20150124_171054
Hutan pinus, istirahat dolo….
Terus saja ikuti jalur ini, kemudian kita sampai di tugu perbatasan.
P1060296_resize_20150124_185400
Tugu perbatasan
Tugu perbatasan ini adalah titik pertemuan jalur dari basecamp Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara dengan jalur dari desa Pranten, Bawang, Batang.

Dari tugu perbatasan perjalanan berlanjut ke titik tertinggi gunung Prau (2.565 mdpl) yaitu Puncak Pemancar. Jalur berupa tanjakan yang mirip dengan anak tangga tersusun dari akar-akar pohon pinus.

Setelah keluar dari hutan pinus medan mulai sedikit terbuka, dengan vegetasi sekitar berupa pepohonan rendah semacam Cantigi dan lainnya.
Setelah tanjakan yang seolah tiada habisnya kita lalui, kita sampai di Puncak Pemancar.
P1060299_resize_20150124_185402
Puncak Pemancar, istirahat dolo (lagi)
Puncak Pemancar-Bukit Teletubbies
Jalur berupa turunan yang lumayan panjang berupa punggungan sempit dengan jurang di kanan dan kiri. Punggungan ini adalah tapal batas antara kabupaten Batang dan Kendal di sisi utara, dan kabupaten Wonosobo di sisi selatan.
Setelah melewati punggungan sempit,  kita sampai di sabana gunung Prau..
P1040269_resize_20150124_181741
Sabana Gunung Prau
Pemandangan di sini sangat indah, sabana luas dengan bukit-bukit kecil di sebelah kanan dan kiri jalur pendakian, seperti di dalam cerita teletubbies.
P1040235_resize_20150124_181537
Bukit Teletubbies
Di sini kita bisa langsung mendirikan tenda, atau berjalan lagi untuk mencari spot terbaik agar bisa mendapatkan view si kembar Sindoro Sumbing dengan lebih jelas.

Hindari mendirikan tenda di puncak bukit, agar tenda tidak langsung terkena terpaan angin. Lebih baik di cekungan antara bukit-bukit Teletubbies. Akan lebih sempurna jika kita mendirikan tenda bawah pohon untuk mengurangi hembusan angin yang sangat dingin terutama di malam hari.
P1040172_resize_20150124_183317
Mendirikan tenda
Setelah tenda berdiri, usahakan untuk segera memasak makanan, untuk mengembalikan energi tubuh. Setelah itu bisa beristirahat untuk sunrise attack besok pagi.
P1060371_resize_20150124_185817
Sup panas penambah tenaga
Sunrise Attack
P1070238_resize_20150124_163009
Bendara tim kebanggaan
P1060352_resize_20150124_185732
Pak ketua.
P1070250_resize_20150124_163051
Tampak si kembar Sindoro Sumbing di kejauhan.
P1060415_resize_20150124_190023
View kaldera Dieng dari puncak gunung Prau
Itulah review singkat pendakian gunung Prau via jalur Pranten, kecamatan Bawang kabupaten Batang.
Semoga bisa memberikan sedikit gambaran kepada teman-teman semua mengenai jalur ini. Ingat, bawa turun sampah masing-masing dan jaga selalu kelestarian alam kita.
Saya tunggu saran dari teman-teman sekalian, sampai jumpa di blog berikutnya, terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar